oleh : ILMAN SUSILO, S. Kep
dikutip dari : Ika Devi Hardianti
Perbandingan Teori Plato dan Aristoteles
Filsafat salah satunya mengacu pada bagaimana menginterpretasikan ide
dan segala sesuatu yang ada di sekitar kita. Dua tokoh besar dalam
filsafat, yaitu Plato dan Aristoteles memiliki gagasan tentang bagaimana
dunia diinterpretasikan. Aristoles sendiri merupakan murid Plato yang
kemudian mengkritik pemikiran gurunya sendiri. Pemikiran Aristoteles
dikenal dengan Aristotlesianism, yang merupakan pemberontakan dari pemikiran Plato (Platonism).
Namun, pemikiran keduanya berbeda karena masing-masing memiliki
perspektif yang berbeda tentang ide dan panca indra. Penulis akan
menguraikan mengenai perbedaan pemikiran keduanya dalam tulisan kali in.Plato adalah seorang pemikir politik idealis-empiris yang mencetuskan pemikiran tentang ide-ide. Plato bersifat antusias dan imajinatif dalam penyampaian pemikirannya serta dikenal sebagai tokoh pemikir yang idealis. Menurut Plato ide bersifat objektif, ide tidak bergantung pada pemikiran tetapi pemikiran lah yang bergantung pada ide. Ide berada di luar pemikiran dan berdiri sendiri. Ide-ide ini kemudian saling berkaitan satu sama lain yang memungkinkan munculnya pemikiran. Plato membagi realitas menjadi dua, yaitu dunia yang terbuka bagi rasio dan dunia yang terbuka bagi panca indra. Dunia yang terbuka pada rasio terdiri dari ide-ide dan sifatnya abadi serta tidak dapat berubah. Dunia yang terbuka bagi panca indra adalah dunia jasmani dan sifatnya selalu bisa berubah. Dunia jasmani adalah refleksi dari dunia ide. Dunia jasmani mengandalakan pada panca indra dan menurut Plato kondisi dunia senantiasa berubah sehingga sangat lah tidak relevan ketika mengandalkan pada dunia jasmani. Contohnya, menurut Plato meskipun terdapat banyak kursi tetapi hanya ada satu ide tentang kursi yang bersifat real. Ide yang real ini diciptakan oleh Tuhan dan merupakkan suatu pengetahuan. Sebaliknya ranjang yang hanya meniru ide yang real dikatakan tidak real dan hanyalah berupa opini. Ide tiruan ini diciptakan oleh tukang kayu. Pengetahuan mencakup sesuatu yang eksis dan tidak mungkin salah. Pengetahuan berada di luar jangkauan indrawi dan bersifat abadi. Menurut Plato pengetahuan telah ada sebelumnya dan sudah ada dalam pikiran kira. Pengetahuan mengacu pada keindahan pada suatu benda. Sedangkan opini bisa keliru karena opini mencakup segala sesuatu yang tidak eksis. Opini bersifat indrawi dan berkaitan dengan benda-benda yang indah.
Aristoteles adalah murid Plato yang justru mengkritik habis-habisan pemikiran Plato berkitan dengan ide-ide. Dengan menggunakan metode induktif, bertitik tolak dari fakta-fakta nyata atau emprris yang berbeda dengan gurunya Plato yang menggunakan metode deduktif dan merumuskan teorinya berdasarkan kekuaan imajinatif pikiran, atau wishful thinking (Suhelmi dalam Syam,2007:29). Aristoteles merujuk pada observasi dalam pemikirannya. Aristoteles lebih realistis dibandingkan dengan Plato. Aristoteles menekankan pada bukti-fakta, hal yang konkret atau nyata. Menurut Aristoteles ide lahir dari pengamatan yang dilakukan oleh manusia sendiri. Ide tentang bentuk kursi muncul ketika manusia melakukan pengamatan dan menyimpulkan seperti apa bentuk kursi itu. Realita menurut Aristoteles adalah apa yang tertangkap oleh indra dan inilah yang mewakili bentuk sebenarnya.Akal tidak mengandung ide bawaan, tetapi akal lah yang mengabstrasikan ide dalam benda yang ditangkap oleh panca indra. Aristoteles memulai dengan mengumpulkan fakta kemudian ditinjau dan dikaitkan satu sama lain. Aristoteles menggunakan cara berpikir logis. Cara berpikir ilmiah itu selaras dengan metode logia, sebab logika tidak lain dari berpikir secara teratur menurut urutan yang tepat atau berdasarkan hubungan sebab akibat (Hatta dalam Syam,2007:30). Aristoteles sependapat dengan Plato bahwa manusia memiliki akan bawaan, tetapi akal itu sifatnya kosong sampai manusia menemukan sesuatu. Setelah menemukan sesuatu dan melakukan observasi maka didapatkanlah ide. Menurut Aristoteles keberadaan akal inilah yang membedakan manusia dengan makhluk lain.
Dari penjelasan di atas penulis menyimpulkan bahwa perbedaan utama antara pemikiran Plato dan Aristoteles terletak pada gagasan tentang ide. Plato beranggapan bahwa ide muncul terlebih dahulu. Sedangkan menurut Aristoteles panca indra lah yang kemudian menghasilkan ide. Plato beraliran idealis-empiris yang bersifat matematis. Sebaliknya Aristoteles bersifat realis dan menekankan pada kebenaran ilmiah. Meskipun berbeda, tetapi keduanya memberikan sumbangan besat terhadap pemikiran mengenai interpretasi dunia.
Referensi:
Syam, Firdaus,2007. Pemikiran Politik Barat. Jakarta:PT Bumi Aksara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mohon Kritik dan Saran