Oleh : ILMAN SUSILO, S. Kep
1.
Besar pasak daripada tiang. Artinya lebih besar pengeluaran daripada
pendapatan. bisa dibilang orang yang tidak bisa mengatur keuangan.
2.
Ada uang abang di sayang, tak ada uang abang ditendang. Artinya hanya mau
bersama disaat senang saja tetapi tidak mau tahu disaat sedang susah.
3. Air beriak tanda tak dalam. Artinya orang
yang banyak bicara biasanya tidak banyak ilmunya.
4.
Harimau mati meninggalkan belang, gajah mati meninggalkan gading, manusia mati
meninggalkan nama.Artinya setiap orang yang sudah meninggal pasti akan dikenang
sesuai dengan perbuatannya di dunia.
5.
Bagai pungguk merindukan bulan. Artinya seseorang yang membayangkan atau
menghayalkan sesuatu yang tidak mungkin.
6.
Bagai Makan Buah Simalakama. Artinya bagai seseorang yang dihadapkan pada dua
pilihan yang sangat sulit untuk dipilih.
7.
Ada uang abang disayang, tak ada uang abang melayang. Artinya hanya mau bersama
saat sedang senang saja, tak mau tahu di saat sedang susah.
8. Menang jadi arang, kalah jadi abu. Artinya
kalah ataupun menang sama-sama menderita.
9.
Bagaikan abu di atas tanggul.Artinya orang yang sedang berada pada kedudukan
yang sulit dan mudah jatuh.
10.
Ada Padang ada belalang, ada air ada pula ikan.Artinya Di mana pun berada pasti
akan tersedia rezeki buat kita.
11.
Adat pasang turun naik. Artinya kehidupan di dunia ini tak ada yang abadi,
semua senantiasa silih berganti.
12.
Membagi sama adil, memotong sama panjang. Artinya jika membagi maupun
memutuskan sesuatu hendaknya harus adil dan tidak berat sebelah.
13. Air beriak tanda tak dalam. Artinya orang
yang banyak bicara biasanya tak banyak ilmunya.
14.
Air tenang menghanyutkan. Artinya orang yang kelihatannya pendiam, namun
ternyata banyak menyimpan ilmu pengetahuan dalam pikirannya.
15.
Air cucuran atap jatuhnya ke pelimbahan juga. Artinya Sifat-sifat anak biasanya
menurun dari sifat orangtuanya.
16.
Berguru kepalang ajar, bagai bunga kembang tak jadi. Artinya Menuntut ilmu
hendaknya sepenuh hati dan tidak tanggung-tanggung agar mencapai hasil yang
baik.
17.
Sepandai-pandai tupai melompat, sekali waktu jatuh juga. Artinya
Sepandai-pandainya manusia, suatu saat pasti pernah melakukan kesalahan juga.
18.
Tong kosong nyaring bunyinya. Artinya Orang sombong dan banyak bicara biasanya
tidak berilmu.
19.
Tong penuh tidak berguncang, tong setengah yang berguncang. Artinya Orang yang
berilmu tidak akan banyak bicara, tetapi orang bodoh biasanya banyak bicara
seolah-olah tahu banyak hal.
20.
Tua-tua keladi, makin tua makin menjadi. Artinya Orang tua yang bersikap
seperti anak muda, terutama dalam masalah percintaan.
21.
Karena nila setitik, rusak susu sebelanga. Artinya Karena kesalahan kecil,
menghilangkan semua kebaikan yang telah diperbuat.
22. Bagaikan burung di dalam sangkar. Artinya
Seseorang yang merasa hidupnya dikekang.
24.
Terbuat dari emas sekalipun, sangkar tetap sangkar juga. Artinya Meskipun hidup
dalam kemewahan tetapi terkekang, hati tetap merasa tersiksa juga.
25. Sakit sama mengaduh, luka sama mengeluh.
Artinya Seiya sekata dalam semua keadaan.
26.
Malang tak dapat ditolak, mujur tak dapat diraih. Artinya Segala sesuatu dalam
kehidupan bukan manusia yang menentukan.
27.
Barangsiapa menggali lubang, ia juga terperosok ke dalamnya. Artinya Bermaksud
mencelakakan orang lain, tetapi dirinya juga ikut terkena celaka.
28.
Jauh di mata dekat di hati. Artinya Dua orang yang tetap merasa dekat meski
tinggal berjauhan.
29.
Seberat-berat mata memandang, berat juga bahu memikul. Artinya Seberat apapun
penderitaan orang yang melihat, masih lebih menderita orang yang mengalaminya.
30.
Badan boleh dimiliki, hati jangan. Artinya Ungkapan bahwa orang tersebut sudah
memiliki kekasih, hatinya sudah ada yang memiliki. Secara fisik mau menuruti
segala macam perintah yang menindas, namun di dalam hati tetap menentang.
31.
Lain di bibir lain di hati. Artinya Perkataan yang tidak sesuai dengan kata
hatinya, tidak jujur.
32.
Seperti lebah, mulut bawa madu, pantat bawa sengat. Artinya Berwajah rupawan
namun perilakunya jahat.
33.
Ada harga ada rupa. Artinya Harga suatu barang tentu disesuaikan dengan keadaan
barang tersebut.
34. Membelah dada melihat hati. Artinya
Ungkapan untuk menyatakan kesungguhan.
35.
Sedap jangan ditelan, pahit jangan segera dimuntahkan. Artinya Berpikir
baik-baik sebelum bertindak agar tidak kecewa.
36.
Karena mata buta, karena hati mati. Artinya Menjadi celaka karena terlalu
menuruti hawa nafsunya.
37. Pandai berminyak air. Artinya Pandai
menyusun kata-kata untuk mencapai maksudnya.
38.
Putih kapas dapat dibuat, putih hati berkeadaan. Artinya Kebaikan hati yang
bisa dilihat dari tingkah lakunya.
39.
Dibujuk ia menangis, ditendang ia tertawa. Artinya Mau bekerja dengan baik jika
sudah mendapat teguran.
40.
Jika ditampar sekali kena denda emas, dua kali setampar emas pula, lebih baik
ditampar betul-betul. Artinya Setiap perbuatan jahat itu sama saja akibatnya,
meski besar ataupun kecil.
41. Lubuk akal tepian ilmu. Artinya Seseorang
yang dikenal memiliki banyak ilmu pengetahuan.
42.
Nasi tak dingin, pinggan tak retak. Artinya Orang selalu mengerjakan sesuatu
dengan hati-hati.
43.
Tolak tangan berayun kaki, peluk tubuh mengajar diri. Artinya Belajar untuk
mengendalikan diri dan meninggalkan kebiasaan bersenang-senang.
44.
Seludang menolak mayang. Artinya Sebutan untuk orang sombong dan melupakan
orang lain yang telah berjasa dalam hidupnya.
45.
Kalau dipanggil dia menyahut, kalau dilihat dia bersua. Artinya Bisa
menyampaikan maksud dengan cara yang tepat.
46.
Pangsa menunjukkan bangsa, umpama durian. Artinya Kita bisa melihat perangai
seseorang melalui tutur katanya.
47.
Ditindih yang berat, dililit yang panjang. Artinya Kemalangan yang datang tanpa
bisa dihindari.
48.
Tertangguk pada ikan sama menguntungkan, tertanggung pada rangsang sama
mengiraikan. Artinya Suka dan duka dijalani bersama. Keuntungan yang didapatkan
dinikmati bersama-sama, kesusahan yang dialami diatasi bersama-sama juga.
49.
Tambah air tambah sagu. Artinya Tambah banyak permintaannya, bertambah pula
biayanya. Bila bertambah anak, akan bertambah pula rezekinya.
50.
Sekali air pasang, sekali tepian beranjak; Sekali air di dalam, sekali pasir
berubah. Setiap terjadi perubahan pimpinannya, berubah pula aturannya.
51.
Bagaikan api makan ilalang kering, tiada dapat dipadamkan lagi. Artinya Orang
yang tidak mampu menolak bahaya yang menimpanya.
52.
Hancur badan di kandung tanah, budi baik dikenang jua. Artinya Budi pekerti,
amal kebaikan, akan selalu dikenang meski seseorang sudah meninggal dunia.
53.
Alang berjawab, tepuk berbatas. Artinya Perbuatan baik dibalas dengan perbuatan
baik, perbuatan jahat dibalas dengan perbuatan kejahatan pula.
54.
Cuaca di langit pertanda akan panas, gabak di hulu tanda akan hujan. Artinya
Sesuatu pasti akan ada identitas atau tanda khususnya.
55.
Orang mau seribu daya, bukan seribu dali. Artinya Jika menghendaki sesuatu,
pasti akan mendapatkan jalan, jika tidak menghendaki, pasti mencari alasan.
56.
Enak makan dikunyah, enak kata diperkatakan. Artinya Sesuatu hal haruslah
dimusyawarahkan terlebih dahulu.
57.
Hawa pantang kerendahan, nafsu pantang kekurangan. Artinya Hawa nafsu tidak
boleh diremehkan harus dijaga sebaik-baiknya
58.
Sekali jalan terkena, dua kali jalan tahu, tiga kali jalan jera. Artinya
Bagaimanapun bodohnya seseorang, jika sekali tertipu, tak akan mau tertipu lagi
untuk kedua kalinya.
59.
Jangan disesar gunung berlari, hilang kabut tampaklah dia. Artinya Hal yang
sudah pasti, kerjakanlah dengan sabar tidak perlu tergesa-gesa.
60.
Sehari selembar benar, setahun selembar kain. Artinya Suatu pekerjaan yang
dilakukan dengan keyakinan dan kesabaran akan membuahkan hasil yang baik.
61.
Di mana kayu bengkok, di sana musang mengintai. Artinya Orang yang sedang
lengah mudah dimanfaatkan oleh musuhnya.
62.
Terlalu aru berpelanting, kurang aru berpelanting. Artinya Segala sesuatu yang
berlebihan atau kurang akan berakibat kurang baik.
63.
Menghela lembu dengan tali, menghela manusia dengan kata. Artinya Segala
pekerjaan harus dilakukan menurut tata cara aturannya masing-masing.
64.
Lemak manis jangan ditelan, pahit jangan dimuntahkan. Artinya perundingan yang
baik jangan disia-siakan, tetapi hendaknya dipikirkan secara dalam-dalam.
65.
Menanti-nanti bagaikan bersuamikan raja. Artinya Menantikan bantuan dari orang
yang tidak dapat memberikan bantuan.
66.
Luka sudah hilang parut tinggal juga. Artinya Setiap perselisihan selalu
meninggalkan bekas dalam hati orang yang berselisih, walaupun perselisihan itu
sudah berakhir.
67. Makan hati berulam rasa. Artinya Menderita
karena perbuatan orang yang kita sayang.
68.
Untung bagaikan roda pedati, sekali ke bawah sekali ke atas. artinya
Keberuntungan atau nasib manusia tiada tetap, kadang di bawah dan kadang di
atas.
69.
Kalau tiada senapang, baik berjalan lapang. Artinya. Jika tidak bersenjata atau
tidak bertenaga, sebaiknya mengalah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mohon Kritik dan Saran