by: Ilman Susilo, S. Kep
Dalam analisa ini kita mencoba memberikan satu tinjauan objektif, dan tentunya tidak terlepas dari tinjauan berdasarkan iman Kristen.
1. Perbedaan Yin-Yang dan Dualisme
Setelah mempelajari konsep pemikiran yin-yang, banyak orang akan langsung menyetarakannya dengan filsafat dualisme. Penyamaan ini sebenarnya tidaklah tepat. Mari kita memperhatikan pendapat Creel:
"Tetapi hendaknya diingat bahwa yang demikian ini (yin-yang) bukanlah dualisme macam Barat, seperti dualisme antara baik dan buruk dan antara rohani dengan jasmani. Tetapi yin dan yang saling melengkapi untuk mempertahankan keselarasan alam semesta, dan yang satu dapat berubah menjadi yang lain; demikianlah musim dingin yaitu yin, berubah menjadi musim panas, yaitu yang."998
Dualisme menekankan pemisahan kedua unsur di dalamnya, baik itu unsur jasmani dan rohani atau unsur baik dan buruk; unsur yang satu harus dipertahankan (yang positif), unsur yang lainnya dibuang (yang negatif). Tetapi yin-yang menekankan keterpaduan kedua unsur yang saling melengkapi untuk mempertahankan keselarasan. Dan bila unsur yang satu dibuang (termasuk berlebih atau berkurangnya unsur itu) akan mengakibatkan kepincangan yang bersifat merusak.
2. Persamaan Yin-Yang dan Dikhotomi
Pandangan kekristenan tentang komponen yang menyusun manusia terbagi atas dua golongan secara umum, yaitu konsep diri manusia yang dikhotomi dan trikhotomi.999 Dikhotomi menjelaskan bahwa manusia terdiri dari dua unsur: tubuh dan roh/jiwa. Pada dasarnya konsep yin-yang sangatlah selaras dengan konsep dikhotomi dalam kekristenan. Bahkan konsep yin-yang dapat memberikan penjelasan bagi kita untuk lebih mengerti dikhotomi. Baik yin-yang maupun dikhotomi, keduanya mengharuskan kehadiran kedua unsur di dalamnya, dan kedua unsur di dalamnya akan saling mempengaruhi. Bila kita hanya menekankan satu unsur dan mengabaikan unsur lain di dalamnya, maka akan timbul kepincangan (ketidakselarasan), kondisi ini sungguh berakibat negatif, merusak keutuhan. Karena meskipun kedua unsur saling bertentangan, tetapi kedua unsur itu juga saling melengkapi secara harmonis.1000 Yong Choon Kim mengatakan bahwa: "Dualisme yin-yang di dalam Taoisme bersifat relatif. Karena ia berfungsi di dalam kontradiksi-kontradiksi yang absolut, tetapi bersifat saling melengkapi dalam tujuan akhirnya, karena gerakan yang produktif dari segala hal, di alam raya."1001 Jadi perlu diusahakan satu keseimbangan antara kedua unsur di dalamnya. Dalam hal ini unsur tubuh dan jiwa/roh. Manusia dipandang utuh dengan keaktifan keduanya.
3. Perbedaan Yin-Yang dan Dikhotomi
Meskipun memiliki aspek-aspek yang sama dengan dikhotomi, yin-yang tetap memiliki perbedaan dengan dikhotomi. Dalam dikhotomi hanya ingin dijelaskan adanya unsur tubuh dan jiwa/roh yang keduanya bertentangan tetapi saling melengkapi di dalam diri manusia. Sedangkan ide yin-yang dapat diterapkan secara meluas ke segala bidang. Analogi-analogi yang meluas inilah yang kadang-kadang menyebabkan ide yin-yang dikritik habis-habisan oleh beberapa kalangan. Jadi harus kita sadari bahwa ide yin-yang juga terbatas di dalam sumbangsihnya menjelaskan beberapa aspek dalam iman Kristen.
4. Hipotesa Penciptaan
Salah satu sebab mengapa konsep yin-yang mengalami perkembangan yang cukup panjang adalah penyempurnaan-penyempurnaan konsep itu untuk dapat menyumbangkan hipotesa penciptaan jagat raya dan segala isinya. Diterangkan bahwa melalui yin yang-lah segala sesuatu yang ada di jagat raya ini tercipta. Dan kalau diajukan pertanyaan mengenai asal-muasal yin-yang itu sendiri, maka jawabannya adalah yin-yang berasal dari Chi. Chi menghasilkan yin dan yang, selanjutnya yin dan yang berperan dalam penciptaan. Kalau sampai di sini saja kita memahaminya, kita akan berpendapat bahwa konsep yin-yang mengandung ide Yang Mahakuasa Yang Esa. Tetapi sesungguhnya baik Chi maupun yin dan yang dipandang tidak berpribadi dan berdiam di dalam semua isi bumi ini. Jelas bahwa konsep ini mengacu kepada pandangan pantheisme. Chi sendiri tidaklah berpribadi. Chi hadir di mana-mana melalui materi. Allah yang dipercayai dalam Alkitab adalah Allah yang berpribadi. Jadi Hipotesa penciptaan di dalam yin-yang tidak sama dengan penciptaan di dalam Alkitab.
5. Pola Nalar "baik - ini - maupun - itu"
Lee sendiri mengakui bahwa kita tidak boleh memutlakkan salah satu dari kedua pola nalar yang diajukannya.1002 Kedua pola nalar, baik Barat dan Timur (Cina) saling melengkapi dalam menjelaskan berbagai persoalan doktrinal. Tetapi kita juga tidak boleh meremehkan pola nalar yin-yang. Karena seringkali oleh karena yin-yang ada kaitannya dengan adat istiadat Cina Kuno, maka banyak orang memandangnya sangat negatif, apalagi jika sudah mulai dikaitkan dengan hal-hal mistik. Harus kita akui bahwa sebenarnya prinsip penalaran "baik - ini - maupun - itu" dari yin-yang menjanjikan harapan yang berarti bagi penjelasan-penjelasan teologis. Khususnya menjelaskan dua hal yang selama ini dinilai paradoks dalam teologia.
6. Penggolongan Makanan Menurut Yin-Yang dan Kedokteran Modern
Meskipun memiliki sudut pandang yang berbeda dalam menilai kandungan zat makanan, pada dasarnya pandangan yin-yang tentang makanan cocok dengan penyelidikan kedokteran modern. Ini merupakan satu hal yang agak mengherankan, tetapi itulah kenyataannya. Terutama di sini adalah masalah larangan makan makanan tertentu bagi orang yang menderita suatu penyakit, ternyata pandangan Yin-yang memberikan sumbangsih yang sangat menolong. Harus disadari bahwa teori medis orang-orang Cina bersifat pseudoscietific, yang didominasi oleh fungsi yin-yang terhadap Lima Unsur yang beroperasi. Hal ini tidak sama dengan ilmu-ilmu di Barat yang langsung menunjuk kepada sifatnya, seperti astrologi, phisionomi, khronomansi dan lainnya.1003
Penggolongan makanan menurut prinsip yin-yang seperti yang didaftarkan di atas, barangkali dapat diparalelkan dengan ilmu gizi modern. Kesetaraan atau kombinasi paralelnya adalah sebagai berikut: karbohidrat setara dengan makanan netral, makanan sangat panas setara dengan lemak, makanan panas setara dengan protein, makanan dingin setara dengan vitamin dan makanan sangat dingin setara dengan mineral. Jikalau hipotesa ini dapat dibuktikan kebenarannya berarti kita telah menemukan satu konsep baru untuk pengembangan dunia medis di kemudian hari. Mudah-mudahan ada di antara para ahli medis yang terbeban untuk menyelidiki hipotesis ini lebih lanjut.
Demikianlah tinjauan singkat terhadap yin-yang. Kiranya uraian ini membuka wawasan kita untuk memandang konsep yin-yang secara lebih kritis. Janganlah kita menjadi seorang yang terlalu mudah menjelek-jelekkan konsep yin-yang, atau sebaliknya menjadikan pola nalar yin-yang untuk menjelaskan semua realitas dan menerangkan semua isi Alkitab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mohon Kritik dan Saran