Entri Populer

Minggu, 31 Mei 2015

Hidup Itu Seperti Permainan Catur


en-passantAda hitam, ada putih. Seperti hidup ini ada cahaya, namun ada pula kegelapan. Ada protagonis, ada antagonis. Menyerang juga bertahan. Melawan juga menghindar. Ada masanya di mana untuk menang kita harus menyerang. Namun ada pula masanya di mana untuk menang kita harus bertahan. Semuanya terangkum dalam tatanan Chaos and Order. Fight or flight. Yin and Yang.
Terkadang dalam hidup kita terlalu mengejar materi. Namun materi pula yang pada akhirnya dapat membinasakan kita. Sama seperti permainan catur, tujuan akhirnya adalah skak mat (checkmate), bukan sekedar banyak-banyakan makan bidak lawan. Lantas apa tujuan hidupmu?
Terkadang dalam hidup kita terlalu mengutamakan posisi, ibaratnya pangkat dan derajat. Namun ternyata posisi yang di atas belum tentu selamanya di atas. Dan juga posisi di depan tidak selalu menjadi pemenang. Zenith dan Nadir akan selalu silih berganti. Bahkan dulu di sekolah ada gurauan seperti ini “Posisi menentukan prestasi”. Dan ternyata itu benar. (setidaknya dalam kamus saya). Lantas di mana posisi hidupmu?
Dalam catur, akan ada banyak kejutan. Begitu pula dalam hidup. Mungkin kita bisa memprediksi dan menganalisis beberapa kemungkinan yang akan terjadi. Tapi sayangnya itu hanya sebagian kecil. Terlalu banyak faktor dan konstanta yang mendeterminasikan hidup.
Dalam catur, terkadang untuk menang kita harus melakukan pengorbanan (sacrifice). Begitu pula dalam hidup. Akan selalu ada hal-hal yang dikorbankan. Bisa jadi waktu. Bisa jadi tenaga. Bisa jadi harta. Bisa jadi harga diri #naudzubillah. Dan banyak hal-hal lain untuk dikorbankan.
Konon saat pendaratan manusia pertama di bulan. Neil Armstrong bilang begini, “This is just one small step for a human being. But this is one big leap for a mankind.” Terlepas dari fenomena apakah pendaratan itu nyata atau rekayasa, poinnya bukan di situ. Tapi pada kata “step”. Langkah. Akan selalu ada langkah pertama yang menentukan kelanjutan masa depan. Dalam catur dikenal dengan istilah pembukaan (opening). Salah langkah, salah arah.
Pembukaan catur pun ada bermacam-macam seperti Ruy Lopez, Queen’s Gambit, English Opening, French Defense, Dutch Defense, Bird’s Opening, Fianchetto Grunfeld, Sicillian, Nimzo Indian dan banyak lainnya. Sama seperti manusia. Individu satu dan lainnya memiliki karakter yang berbeda dengan kapasitas yang berbeda.
Yang lebih konyol, dalam hidup ada orang-orang yang suka menusuk dari belakang a.k.a backstabbers a.k.a musuh dalam selimut. Ternyata dalam catur juga ada, “en passant“. Ketika pion sudah 1 langkah melewati garis tengah, ketika ada pion lawan yang maju dua langkah tepat di sisi kanan atau kiri pion tadi, maka pion lawan boleh dimakan secara diagonal. Itulah “en passant”.
Kadang manusia menipu, kadang memanipulasi, kadang pula mengadu. Reaksi lawannya juga berbeda. Ada yang terkecoh, ada yang reaktif, ada yang defensif, ada pula yang santai-santai saja.
Kata siapa jadi raja itu enak? Ga selalu. Yang hampir pasti raja selalu diserang. Raja pun kadang ditumbangkan. Sama seperti hidup. Pemimpin selalu diserang. Contoh yang paling sepele tanyakan saja sama anak kelas 3 SD. Kalau kelas gaduh dan beberapa siswa ribut, coba tebak siapa yang bakal dimarahi? Ya ketua kelasnya… #LOL Yang gaduh siapa, yang dimarah siapa. Namun yang lebih penting mau jadi raja atau bidak. Pemimpin atau yang dipimpin. Semuanya saling melengkapi seperti komplemen. Satu saja kurang, maka tidak akan ada artinya.
Dan pada akhirnya, dalam catur ada kondisi checkmate dan stalemate. Jika kita yang melakukan checkmate maka kita yang akan menang, sebaliknya jika lawan yang melakukan checkmate maka kita yang akan kalah. Lain lagi dengan stalemate, dalam kondisi ini saat tiba giliran melangkah maka raja maupun bidak catur lainnya tidak ada yang bisa melangkah (draw). Begitulah…  Dalam hidup pun kita bisa melanjutkan langkah, menghentikan langkah, atau tidak bisa melangkah lagi (stagnan). So???
Kalau dunia ini adalah panggung sandiwara, maka catur adalah miniatur kehidupan.
Source:
http://sepetjian.wordpress.com/2011/09/26/en-passant-a-brief-rebuttal

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mohon Kritik dan Saran